Jumat, 25 April 2014

Imam Nawawi dalam kitab Roudlotut Tholibin dan Minhajut Tholibin menjelaskan bahwa menurut pendapat yang ashoh dalam madzhab Syafi'i, orang yang dalam keadaan sehat (tidak sedang mengeluarkan darah istihadhoh) diperbolehkan bermakmum kepada wanita yang sdang mengeluarkan darah istihadhoh, dan sholatnya dihukumi sah.

Imam Ibnu Hajar dalam kitab Tuhfatul Muhtaj menjelaskan bahwa alasan sahnya sholat yang dikerjakan tersebut adalah karena sholat yang dikerjakan oleh makmum dihukumi sah dan sholat yang dikerjakan oleh imam juga sah, jadi tak ada alasan untuk menyatakan bahwa sholatnya tidak sah. Sedangkan jika yang menjadi makmum sama-sama sedang istihadhoh maka tak diperselisihkan lagi mengenai sahnya sholat tersebut.

Kesimpulannya, diperbolehkan bermakmum pada wanita yang mengeluarkan darah istihadhoh, dan sholatnya dihukumi sah. Wallahu a'lam.

Referensi:
1. Roudlotut Tholibin, juz 1 hal. 351

ويجوز اقتداء السليم بسلس البول، والطاهرة بالمستحاضة غير المتحيرة على الأصح

2. Tuhfatul Muhtaj, juz 2 hal. 289

والأصح صحة قدوة) نحو (السليم بالسلس) أي سلس البول ونحوه ممن لا تلزمه إعادة (، والطاهر بالمستحاضة غير المتحيرة) لكمال صلاتهما أيضا، وكونها للضرورة لا ينافي كمالها وإلا لوجبت إعادتها أما قدوة مثلهما بهما فصحيحة جزما
Posted by Uswah On 11:08 PM No comments

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan Ajukan Pertanyaan atau Tanggapan Anda, Insya Allah Segera Kami Balas

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube